Minggu, 20 April 2014

Kamu datang lagi. apa lagi yang kau buat? tak puaskah kau membuat hatiku sakit? tak ingatkah kau waktu dulu; kau menghancurkan semua mimpi dan harapanku sehingga semuanya hancur berkeping hanya karena keegoisanmu. aku sudah berusaha memungutnya, tapi apa yang kudapatkan? kau tidak pernah sekalipun membantuku merangkai semuanya seperti semula. malah, kau asik dengan dunia mu diluar sana.

Aku memang bukan berasal dari duniamu yang semuanya anak kelas teratas. tapi, aku selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk kamu. Kamu cuek, oke aku terima. Kamu emosional, oke aku akan sabar menunggumu hingga marah mu mereda. Tapi apa yang selalu kudapatkan? Kau tidak pernah sekalipun menghargai kesabaranku. Kau selalu menilai kekuranganku, kau selalu menilaiku yang tidak-tidak. Tahukah kamu? begitu banyak aku melihat kekurangamu, tapi tidak pernah sekalipun aku menilainya.

Kamu bahkan lebih memilih membalas chat 'dia' dibanding aku. Apa kau tahu seperti apa posisiku ketika aku begitu memperjuangkanmu? Kau mengumbar-umbarkan kepada semua orang bahwa kau menyukai seseorang diluar sana tanpa perduli perasaanku. Aku sabar, sayang.

Aku tahu, semua akan indah pada waktunya. Ya, aku percaya itu. Yang perlu kau tahu adalah, aku juga cewek yang normal. Yang akan sakit jika disakiti. Aku juga cewek yang normal. Yang akan cemburu ketika melihatmu bersama orang lain. Apa kali ini aku harus sabar (lagi)? Mungkin.

Terkadang aku ingin pergi saja. Aku selalu berpikiran seperti itu, bukankah terlihat sangat bodoh jika terus bertahan? Hati selalu mengatakan 'sakit'. Tapi logika selalu berkata, 'ini tidak cukup! kamu masih bisa berjuang!'. Bagaimana bisa? aku sudah berkali-kali di abaikan. Aku sudah berkali-kali dicuekin. Aku sudah berkali-kali ditinggal. Aku sudah berkali-kali dimarahi. Aku sudah berkali-kali dipojokin. Aku sudah berkali-kali dibuat cemburu. Aku sudah berkali-kali dinilai yang tidak-tidak. Lalu, bagian mana yang bisa ku beri nama kebahagiaan?

Apa maksudnya aku di matamu? Jadi aku hanya boneka buatmu? Jadi selama ini, semua itu hanya bualan untukmu? Sadis ya, kamu. Hati aku bukan untuk sembarang orang. Harusnya kamu menyadari itu dan menghargai perasaanku.

Dan tiba saatnya. Kesabaranku mulai habis. Emosiku mulai tidak terkontrol. Jujur saja, aku tidak bisa. Tidak bisa meninggalkan semua ini. Entah bagian mana yang mau membuatku tinggal. Tapi, saat ini hati dan logika kembali berlomba-lomba memberikan pendapat. Hati selalu berbisik, 'aku masih sayang' tapi logika berkata, 'jangan bodoh. Sakitkan? pergi aja.' Oke, terlalu sakit jika hanya aku yang masih sayang dibalik semua ini. Dibalik cinta terdapat dua orang yang saling menyayangi, saling memperjuangkan, saling mengisi, saling mengerti. Tapi apa? Yang aku dapatkan bukan dua orang, tapi hanya aku. Apa ini yang namanya cinta? Jika kau hanya bisa timbulkan tanya dan luka. Terlalu sakit memperjuangkan seseorang yang tidak pernah  memperjuangkan kita.

Terima kasih. Terima kasih atas cintamu yang begitu indah. Dulu. Tapi sekarang, mungkin mulai pudar. Terima kasih telah mencintaiku. Terima kasih atas semua yang telah kau berikan. Aku tidak tahu, kenapa kau bisa mencintai orang sepertiku. Aku tau ini sakit, tapi kita harus bersyukur. Bersyukur, tuhan telah memberikan kita kenangan yang indah, daripada tidak sama sekali? Sudahlah. Izinkan aku menjauh agar tak lagi disakitimu diam diam seperti dulu.
hi. wey wey Daripada nganga nda jelaski siang ini, mending baca meki saja ramalanna topongoro versi On The Crot. Mulai mi ini?

 Gemini: suka bergaul, ka'doro ki, nda ditauki biasa apa mauna, kapedeang, gampang lappo kalo di kompa-kompai

 Cancer: pendiam, sannang sannang kodi, suka sendiri, kalo adami nasuka yah itu terusmi na suka.

 Leo: pintar pintar tolo, kadang sotta, mau terus upa', suka main-main, sanna rewa na..

 Virgo: kassa pattol, caritanaji heba', susah jalan sendiri, sanging iku'-iku' mami ditemanna, enak diajak curhat

 Libra: kadang borro, kalo ada na cerita sarru sekali, tukang gea, nda na suka tempat rame

 Taurus: rantasa, kadang kepala batu, matre, susah diam ditempatnya, pengertian, romantis sama pacarnya 

Aries: sksd, biar bukan temanna nabilang tonji temanna, tiba masa tiba akal, aslina lincah, penyayang keluarga

 Sagitarius: tukang tebar pesona, tale-talekangi biasa kalo ada na liat cewe/cowo gammara, nda sabaran, cepat move on

 Capricorn: kassa lecceng, pintarki, tinggi kali-kali na kurang bagi-bagi na, susah move on, datang-datangngangi/suka ragu-ragu

 Pisces: dodongi, suka tunda apa-apa, gampang dipattol, perhatian sama semua orang

 Aquarius: kuttu, suka na pabangka-bangka pacarna, sembarang biasa nabikin, sombereki

 Scorpio: kajili-jili kalo goyang, pa'bambangna tolo, sanna lalena, mengerti tentang cewe


 kalo saya zodiakku leo. kau? sudahmi nah, terserah kau kalo moko percaya, percaya moko. barti tolo-toloko, gampang di pattol, kayakko saja pisces.
 sudahmi.
end.
dah.
dadah.
hati-hati dijalan.
oke.
dah.
bye.
Aku menulis ini ketika aku sadar tak akan ada yang bisa di kembalikan seperti dulu lagi. Aku menulis ini ketika aku berpikir bahwa di sana kamu pasti telah menemukan seseorang yang baru. Seseorang yang bisa mencintaimu, memahamimu, dan mengerti keinginanmu lebih baik daripada aku. Rendahnya kepekaanku dan tingginya keegoisanku membuat kamu pergi dan menjauh. Seandainya, bisa kuputar kembali waktu, aku tidak akan membiarkanmu pergi dan akan menahanmu sampai Tuhan bosan melihat usahaku.

Aku mulai mencintaimu, mulai membiasakan diri akan kehadiranmu, dan mulai percaya yang kurasakan juga adalah cinta. Setiap kausapa aku, setiap tatap matamu menyentuh hangat tatap mataku, dan setiap senyuman hangatmu; aku percaya itu cinta. Beberapa minggu yang lalu, aku begitu percaya diri dan begitu mempercayai bahwa kamu hanya memiliki aku; aku satu-satunya di hatimu. Namun, ternyata, aku pun bisa salah. Kau mendadak pergi menjauh, entah, aku tak tau ke mana. mungkinkah kau singgah ke hati wanita lain?

Dulu, aku tak ingin mendengar semua perkataan teman-temanku. Aku mencoba menutup telinga pada setiap bisikan yang mengatakan kamu jeleklah, kamu tak tampan berbeda dengan pria lain. Dulu, aku pernah mendengar perkataan temanmu, kau sangat mencintaiku. Apakah perkataan itu benar? Apakah bisa ku percayai? jujur saja, aku pernah mempercayainya. Aku juga mulai mencintaimu. Tapi, pada akhirnya aku tersadar, kau tiba-tiba saja pergi. Tiba-tiba menjauh. Dan aku sadar, kau sama saja seperti pria lain, kau lebih memilih pergi di saat ku sangat mencintaimu. Betapa bodohnya aku. Kebodohanku semakin lengkap ketika aku sudah sangat mempercayai kata temanmu. Seharusnya aku mendengar kata temanku. Kau pengkhianat. Aktor paling cerdas berakting.

Aku tak menyangka jika orang yang begitu halus membisikkan cinta, begitu manis mengucapkan rindu, dan begitu mudah berkata sayang adalah orang yang harusnya tidak kupercayai gerak-geriknya. Kamu tak tahu, betapa aku begitu tergoda akan kehadiranmu. Kamu tak sadar betapa aku inginkan sebuah penyatuan. Kamu tak paham betapa cinta mulai mengetuk pintu hatiku dan aku mulai mengizinkan kamu berdiam di sana.

Sungguh bodoh. Mengapa begitu mudah menjatuhkan air mata untuk kamu yang tak pernah menangisiku? Mengapa rindu begitu sialan karena menjadikanmu sosok yang paling sering kusebut doa? Mengapa cinta begitu tak masuk akal ketika perkenalan singkat kita ternyata berujung pada hal yang tak kuduga? Kautak tahu betapa sulitnya melupakan perasaan yang sudah melekat, betapa tidak mudahnya menghilangkan kamu dari otak. Cinta ini datang begitu mudah dan entah mengapa membenci begitu susah.

Kalau kau ingin tahu seberapa dalam perasaanku, cinta ini seperti airlaut yang enggan surut. Aku telah tenggelam, sementara kamu yang berada di pesisir pantai hanya bisa melambaikan tangan dan menertawakan kesesakan ku. Apa yang bisa kau anggap lucu dari perasaan ini?

Harus ku buang kemana rindu yang sering berujung air mata ini? Haruskah aku bilang padamu, dengan mata yang sembab, dengan rambut yang berantakan, dengan wajah yang begitu lelah; hanya untuk memintamu kembali?

Seandainya semua bisa kembali seperti dulu lagi. Seandainya sapaan hangatmu masih bisa ku rasakan. Mungkin aku tak akan sesedih ini, seberantakan ini.

Baiklah. Kalau kau ingin pergi; maka pergilah. Tapi, berjanjilah padaku, kau tak akan kembali lagi. Asal kau tahu saja, ketika kamu sudah pergi, ketika aku tahu kamu tak lagi membutuhkanku, aku juga tak akan membutuhkanmu. Sekalipun kamu kembali padaku suatu saat nanti, mungkin pada saat itu pula aku sudah tak bisa menerimamu. Berjanjilah padaku, setelah ini, kau akan benar-benar pergi. Mengingatmu saja, sudah membuat dadaku sesak. Maka dari itu, mulai saat ini aku akan benar-benar mengizinkanmu pergi, karena aku juga tak membutuhkan orang sepertimu di masa depanku.

Tapi, mungkin suatu saat nanti kita akan bertemu kembali dengan jalan kebahagiaan masing-masing. Kau merangkul kekasih barumu dan memperkenalkannya padaku. Aku menggenggam erat jemari kekasihku yang berhasil menghapus mendung di hari-hariku.

Lalu, kita menertawakan masa lalu, betapa aku dan kamu pernah begitu lucu. Kemudian, lukaku bisa kau jadikan materi stand up comedy mu; tertawakan aku sepuasmu. Setelah itu, kumasukkan kau dalam sebuah tulisan; kusiksa kau sampai jera, kubiarkan kau jadi tokoh yang tertawa lebih dulu tapi menangis sekencang-kencangnya di akhir cerita.

Terima kasih untuk tawa yang kau titipkan pada setiap candaanmu di ujung malam. Sekarang, aku sadar, betapa sosok yang pernah membuatku tertawa paling kencang juga adalah pria yang bisa membuaku menangis paling kencang.













huhu :( yasudahlaya nda usahmi bahas.
- jika kau tidak bisa tertawa pada lelucon yang sama, kenapa kau terus menangisi masalah yang sama? -
bye.